About

Mobile Edition
By Blogger Touch
SELAMAT DATANG DI GALERI SENI

Jumat, 09 September 2011

Selasa, 06 September 2011

SENI TEATER

SENI TEATER

       Teater berasal dari bahasa Yunani, yaitu theatron yang berasal katanya theomai yang berarti         “ Takjub melihat atau memandang”. Dalam perkembangannya, teater memiliki beberapa pengertian sebagai berikut :
1.      Teater diartikan sebagai gedung atau tempat pertunjukan (dikenal pada jaman Plato).
2.      Teater diartikan sebagai publik atau auditorium (dikenal pada jaman Herodotus).
3.      Teater diartikan pula sebagai pertunjukan atau karangan yang dipentaskan.
      Teater bisa diartikan dengan dua cara, yaitu dalam arti sempit dan arti luas
1.      Dalam arti sempit, teater bisa diartikan sebagai drama yang diceritakan dan dipentaskan di atas panggung/pentas.
2.      Dalam artian luas, teater adalah segala macam pertunjukan atau tontonan yang dipertunjukan di depan halayak ramai. Misalnya, lenong, ketoprak dan sebagainya
Dalam sejarah dunia, teater muncul sekitar abad ke-6 SM dari bangsa Yunani kunoyang telah mempunyai seni pertunjukan yang disebut drama. Pertunjukan drama berasal dari upacara keagamaan dalam bentuk pemujaan kepada Dewa Anggur bernama Dionysus. Teater pada zama Yunani kuno biasanya dipertunjukan secara umum di sebuah tempat yang bernama theatron. Theatron merupakan bangunan khusus untuk pertunjukan drama, terbuka tanpa atap, dan dibangun di lereng-lereng bukit.
Di Indonesia sendiri Seni Teater sudah dikanal sejak lama, dikenal sebagai teater tradisional yang berasal dari daerah-daerah yang berda di Indonesia. Misalnya ketoprak dari Jawa, mak yong dari Riau, dan drama gong dari Bali. Pada awalnya teater tradisional ini dijadikan sebagai upacara keagamaan saja. Seiring dengan perkembangan jaman beberapa seni teater tradisional ini hanya menjadi pertunjukan dan tontonan saja.
Selanjutnya memasuki abad ke-20 teater di Indonesia mengalami perubahan yang sangat pesat sehingga muncul teater modern. Teater modern ini merupakan teater yang dipengaruhi oleh teater tradisional dan teater barat. Perubahan ini dirasakan dari segi penceritaan yang disuguhkan, penataan panggung dan penataan cahaya.
Seni teater itu sendiri dibagi dengan beberapa unsur-unsur diantaranya:
1.     Tema
       Tema adalah pikiran pokok yang mendasari kisah drama dan dikembangkan menjadi kisah yang seru dan menarik. Tema bisa diambil dari mana saja, dari permasalahan kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, lingkungan sosial masyarakat dan lain sebagainya. Tema dapat dipersempit menjadi sebuah topik, kemudian dikembangkan menjadi kisah dalam teater dengan dialog-dialognya. Sementara judul bisa diambil dari isi cerita tersebut.
2.     Plot
     Plot adalah rangkaian peristiwa atau jalan kisah dalam drama. Plot terdiri atas konplik yang berkembang secara bertahap, dari sederhana menjadi kompleks, klimaks, sampai penyelesaian. Adapun tahapan plot sebagai berikut :
a.       Eksposisi
     Perkenalan tokoh melalui adegan-adegan dari dialog yang mengantarkan penonton pada keadaan yang nyata.
b.      Konpik
    Pada tahapan ini mulai ada kejadian atau peristiwa yang melibatkan tokoh dalam masalah
c.       Komplikasi
    Insiden yang terjadi mulai berkembang dan menimbulkan konplik-konplik semakin banyak, rumit, dan saling terkait, tetapi belum belum tampak pemecahannya
d.      Klimaks
    Berbagai konplik telah sampai pada puncaknya atau puncak ketegangan bagi para penonton. Disinilah konplik atau pertikaian antar tokoh mencapai puncaknya.
e.       Penyelesaian
    Tahap ini merupakan akhir penyelesaian konplik. Disini, penentuan ceritanya akan berakhir menyenangkan, mengharukan, tragis, atau menimbulkan sebuah teka-teki bagi penonton.
3.     Penokohan
     Penokohan dalam teater mencakup hal-hal yang berkaitan dengan :
a.       Aspek Fisikologis
    Aspek ini berkaitan dengan penamaan, pemeranan, dan keadaan fisik tokoh. Keadaan fisik antara lain, tinggi, pendek, warna rambut, rambut panjang atau pendek, gemuk, kurus, dan warna kulit.
b.      Aspek Sosiologis
    Aspek ini berkaitan dengan keadaan sosial tokoh, yakni interaksi atau peran sosial tokoh dengan tokoh lain.
c.       Aspek Psikologis
    Aspek ini berkaitan denga karakter yaitu keseluruhan ciri-ciri jiwa atau kepribadian seorang tokoh, diataranya baik hati, keras, sombong, dan lain sebagainya
4.     Dialog
    Dialog adalah percakapan antar tokoh untuk merangkai jalannya kisah dan harus mendukung karakter tokoh, mengarahkan plot, dan mengungkap makna yang tersirat.
5.     Setting
    Setting atau latar adalah keadaan tempat dan suasana terjadinya suatu adegan di panggung. Setting ini bias mencakup tata panggung dan tata lampu.

     Didalam seni teater dikenal dengan beberapa teknik diataranya, Teknik Olah tubuh, Olah pikiran, dan Olah suara. Berikut ini penjelasan dari teknik-teknik yang disebutkan diatas.

1.     Teknik Olah Tubuh
     Tubuh seorang pemeran teater harus bagus dan menarik. Pengertian bagus dan menarik disini bukan lah tampan atau cantik, melainkan tubuh harus lentur, sanggup memainkan semua peran, dan mudah diarahkan, tubuh tidak boleh kaku.
    Berikut latihan-latihan dasar untuk melenturkan tubuh.
a.       Latihan tari agar actor mengenal gerak berirama dan dapat mengatur waktu.
b.      Latihan samadi silat agar mengenal dirinya sendiri dan percaya diri.
c.       Lari-lari kecil atau lari ditempat sambil meregangkan tangan agar supaya mengenal arti semangat
d.      Latihan renang agar aktor mengenal pengaturan napas.